Skip to main content

Ternanti-nanti kelibat Subkhiddin


SUBKHIDDIN


TIGA puluh individu dari 28 negara tergolong dalam kelompok penggiat bola sepak dari pelbagai latar belakang yang tidak akan dijulang atau dikira menang dalam apa sekalipun situasinya di Afrika Selatan.

Enam daripada mereka bertugas sebagai guru, termasuk warga Malaysia, Subkhiddin Mohd. Salleh.

Martin Hansson, pengadil yang mengesahkan jaringan Thierry Henry biarpun penyerang Perancis itu memegang bola sebelum mengumpan kepada William Gallas pada perlawanan playoff menentang Republik Ireland, adalah seorang ahli bomba.

Ravshan Irmatov yang diberi penghormatan mengadili perlawanan pembukaan di antara Afrika Selatan dan Mexico, adalah seorang jurulatih di sebuah sekolah bola sepak.

Howard Webb, wakil England, pegawai polis manakala Benito Archundia dari Mexico serta Oscar Ruiz dari Colombia mencari rezeki sebagai peguam.
Irmatov diuji menerusi suatu insi- den pada perlawanan pembukaan itu. Pengadil dari Uzbekistan itu membatalkan jaringan penyerang Mexico, Carlos Vela sesudah penjaga gol Ithumeleng Khune keluar dari gawang tetapi Steven Pienaar berada di garisan gol.

Keputusan Irmatov tepat. Vela berada pada kedudukan ofsaid kerana dia berada lebih hampir dengan garisan gol lawan daripada bola dan pemain lawan yang kedua terakhir.

Jaringan itu diiktiraf jika Vela berada separas dengan pemain lawan yang kedua terakhir atau sepa- ras dengan dua pemain lawan terakhir. Maknanya jika Khune dan Pienaar berada di garisan gol ketika itu, jaringan Vela dikira.

Awal bulan lalu, Selangor menewaskan Johor FC 4-1 dalam satu pertemuan Liga Super di Pasir Gudang.
Johor FC kononnya dinafikan hak membuka jaringan dalam situasi yang hampir sama dengan insiden membabitkan Vela.

Sebenarnya pengadil R. Krishnan membuat keputusan yang betul kerana biarpun P. Gunalan berada di garisan gol, Hamsani Ahmad sudah keluar dari gawang terlebih dahulu, mengakibatkan dua penyerang Johor FC ofsaid ketika itu.

Dalam dunia siber, Krishnan dikutuk habis-habisan. Begitulah risiko dan sebahagian asam garam hidup seorang pengadil.

Namun, insiden Vela itu membuka mata kepada semua warga bola sepak dunia termasuk pengulas sukan di Malaysia.

Kita juga masih ternanti-nanti bila agaknya Subkhiddin akan diberi peluang mengadili perlawanan selepas empat kali dilantik sebagai pegawai keempat.

Usah nanti peluangnya dianggap tipis akibat dua penolongnya, Mu Yuxin dan Jeffrey Goh, tidak secer- gas Subkhiddin.

Setiap pengadil menjalani ujian kecergasan sebelum dilantik. Jika seorang daripada mereka gagal, ketiga-tiganya tidak akan beraksi. Itu antara kemungkinan yang berlaku.

Jeffrey menggantikan Thanom Borikut dari Thailand yang ditahan atas tuduhan membunuh bosnya di Jabatan Pendidikan Saraburi pada lewat tahun lalu, satu insiden yang mengejutkan dunia bola sepak, termasuk Subkhiddin.

Kita mengharapkan impian Subkhiddin tercapai di bumi Afrika Selatan.



Kosmo

Comments

Popular posts from this blog

Ex-coach's jail sentence cut to a year

PUTRAJAYA: The Court of Appeal yesterday sentenced former athletics coach C. Ramanathan to 12 months' jail for molesting two junior athletes 19 years ago. A three-man bench led by Datuk Mohd Hishamudin Mohd Yunus unanimously dismissed Ramanathan's appeal against conviction, but varied the jail sentence of four years to a year, which was to run concurrently. Following yesterday's ruling, Ramanathan, 75, a former teacher, walked out a free man as he had served 10 months in Kajang Prison. Convicts get one-third remission for good behaviour while in prison. However, he will lose his pension. Hishamudin, who sat with Datuk Abdul Wahab Patail and Datuk Linton Albert, said the court found no merit to overturn the conviction. "However, in reducing the sentence, we considered Ramanathan's age and the long years the appeal has taken." Deputy public prosecutor Awang Armadajaya Awang Mahmud submitted that then High Court judge Tan Sri Abdull Hamid E...

Govt Always Gives Emphasis To Sporting Culture, Says PM

KUALA TERENGGANU, May 29 (Bernama) -- Datuk Seri Abdullah Ahmad Badaw i said the government always gives emphasis on cultivating a strong sporting culture in achieving excellence at the international level. As such, the Prime Minister said, it was important to scout for young talents in sports. "I observe that the Malaysia Games (Sukma) has become one of the important platforms to do so. "In this arena, the potentials and skills of the youngsters can be identified for development so that they can achieve greater success in sports," he said in his message in the souvenir book of the 12th Sukma from May 31 until June 9. Abdullah said he was aware that competition in sports was very keen and challenging but this did not mean that Malaysian athletes were incapable of competing at the international level. "The fact is that we have all the characteristics required to be excellent. We must inculcate a strong fighting spirit so that we don't easily surrender,...

Indonesia Choose Komodo Dragon As SEA Games Mascot

KUALA LUMPUR, April 26 (Bernama) -- Host for the 26th SEA Games, Indonesia has chosen the Komodo dragon as mascot for the 2011 Games which will be held in Jakarta and Palembang from Nov 11 to 25. The Indonesia SEA Games Organizing Committee (Inasoc), was qouted by Jakarta Post as saying that a pair of Komodo dragons, a male (Modo) and a female (Modi), were chosen in recognition of the Republic's conservation efforts to protect the dwindling number of the rare lizard. Modo and Modi were unveiled last night at a function in Jakarta, to mark the 200-day countdown before the games open on Nov 11 in Palembang. The Komodo dragons, the largest lizard in the world, only live on the Indonesian islands of Komodo in Flores, East Nusa Tenggara. On Jan 15, Inasoc unveiled its logo, a Garuda eagle, to symbolize the power and grandeur of Indonesia. Indonesia dominated the Games between 1977, when it first competed, and 1997, failing to top the medal charts only twice in that p...